Ia mengatakan, seharusnya sejumlah pihak bisa melihat keberhasilan Persipura secara menyeluruh dan tidak hanya dari satu sisi saja. “Beberapa pihak berkomentar jika Anggaran Pembangunan Belanja Daerah (APBD) itu uang rakyat. Sehingga harusnya digunakan untuk pembangunan. Lalu apakah pemainPersipura itu bukan rakyat ?” kata M.R Kambu, Senin 15 Agustus.
Selain itu menurutnya, yang menonton tertandingan Persipura adalah rakyat. Tidak hanya sehingga secara tidak langsung tim yang dijuluki Mutiara Hitam tersebut juga sudah ikut memberi kontribusi baik bagi masyarakat maupun untuk pandapatan daerah. Mulai dari pedagang asongan hingga produsen grosir marchandise juga meraup untung saat Persipura bertandingan.
“Kostum Persipura beredar di seluruh Papua, hotel, restoran, taksi, bahkan hingga tukang parkir juga mendapat keuntungan. Apakah itu tidak menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat? Semua dapat bagian dari situ. Selain itu ada pajak yang dikenakan dan masuk kas APBD,” ujarnya.
Dikatakannya, apalagi bagi masyarakat Papua, sepak bola telah menjadi salah satu simbol harkat dan martabat. “Contohnya saja saat ada pejabat negara yang datang ke Papua belum tentu masyarakat akan spontan menyambut meski diminta. Namun saat Persipura juara dan tiba, tanpa diperuntahpun masyarakat spontan menyiapkan penyambutan,” tandas M.R Kambu.
Sumber : http://tabloidjubi.com/daily-news/jayapura/13676-mr-kambu-apakah-pemain-persipura-bukan-rakyat-.html
Posting Komentar